a)
aDesain Pekerjaan
Konsep desain kerja (job
design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign) berhubungan
langsung terhadap kehidupan kerja para pegawai. Hal ini telah banyak menarik
perhatian para ahli ekonomi dan para insinyur selama berabad-abad.
Mendesain pekerjaan
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, mencocokkan tugas
individu dengan kelompok, dan tercapainya kualitas kehidupan kerja serta
kepuasan kerja bagi setiap individu untuk melakukan pekerjaan. Di samping itu
dalam desain kerja (job design) dimungkinkan untuk merencanakan suatu
pekerjaan berdasarkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok
dalam suatu organisasi, mulai dari isi pekerjaan sampai kepada penjabaran
masing-masing tugas para pekerjaan.
Desain kerja sangat
penting dan bermanfaat bagi pegawai untuk mencapai efektifitas dan efisiensi
kerja. Adapun pentingnya desain kerja tersebut bagi para pegawai
dilatarbelakangi oleh beberapa alasan :
1. Semangat kerja dalam spesialisasi yakni : tingginya produktifitas
dari para pekerja yang tidak mempunyai keterampilan memerlukan waktu yang tidak
banyak dalam latihan, mudah untuk mengganti dan menukar pekerja dan tingginya
pengawasan dari pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja terdiri dari :
tingginya produktivitas dan tantangan pekerja, berkurangnya ketidak hadiran,
kurangnya pergantian, tingginya kualitas produksi, banyaknya pegawai memberikan
ide-ide dan gagasan serta saran-saran dan tingginya kepuasan kerja dari para
pegawai.
b)
Mendesain Kembali
Pekerjaan (Job Redisgn)
Mendesain kembali
pekerjaan hendaknya bertujuan pada perubahan pada pekerjaan-pekerjaan yang
lebih khusus, saling mempunyai ketergantungan antara individu dan kelompok
kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kerja para pegawai dan
produktifitas kerja dalam suatu organisasi.
Desain pekerjaan (job
redesign) merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali
rencana-rencana yang telah dibuat tentang tugas-tugas dari pekerjaan para
pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu.
Dalam mendesain
kembali pekerjaan dibutuhkan teknik baik secara individu maupun kelompok.
Teknik-teknik tersebut antara lain :
1) Teknik Pengayaan Kerja (job enrichment)
2) Teknik Perluasan Kerja (job enlargement)
3) Rotasi Kerja (job rotation)
4) Kelompok Kerja
c)
Pendekatan dan Teknik
Desain Kerja (Job Design)
Dalam mendesain
pekerjaan (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign)
terdapat suatu pendekatan yang efektif untuk digunakan dalam mendesain
pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan.
Menurut Frederick
Taylor yang dikutip oleh Mukhneri Mukhtar dalam bukunya “Manajemen Sistem”,
pendekatan ini diantaranya yaitu:
1. Setiap pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan
yang selalu dimulai dari awal dan selalu diakhiri dengan baik.
2. Diusahakan bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan
kerja, maupun gerak-gerik mereka dalam bekerja.
3. Memeriksa beberapa alternatif atau cara yang efisien untuk
mengerjakan tugas.
4. Melatih para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara
efisien dan efektif.
d)
Teknik-Teknik Desain Kerja
1. Rotasi Kerja (job
rotation)
Job rotation is
workers who spend all their time in one routine task can instead move from one task
to another. (Rotasi pekerjaan adalah pekerja yang menghabiskan waktu mereka
disalah satu tugas rutin yang kemudian bisa berpindah dari satu tugas ke tugas
yang lain) sedangkan menurut Stephen P. Robbins mengemukakan rotasi kerja
adalah variasi horizontal atau perpindahan pekerjaan secara horizontal.
Perpindahan pekerjaan secara horizontal dapat diterapkan pada hal-hal dasar
yang dirancang, yakni dengan program latihan dimana para pegawai memerlukan
waktu lebih kurang tiga bulan dalam suatu aktivitas, kemudian baru dilanjutkan
dengan pekerjaan yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa rotasi kerja adalah
perpindahan suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dalam rangka memberikan
peluang kepada karyawan agar mengembangkan pekerjaan yang berbeda-beda.
2. Perluasan Kerja (job
enlargement)
“Job Enlargement is
increasing the number of different tasks in a given job by changing the
division of labor”. (Perluasan Kerja adalah meningkatkan jumlah tugas yang berbeda
dalam suatu pekerjaan yang diberikan dengan mengubah pembagian kerja) Sedangkan
Stephen P. Robbins menganggap perluasan kerja merupakan penjabaran pekerjaan
dari rotasi kerja. Adapun hubungannya dengan perluasan cakupan kerja para
pegawai, yakni dengan menambah dan meningkatkan kegiatan-kegiatan secara berbeda
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan dan frekuensi kerjanya dapat dilihat
melalui putaran kerja yang dilakukan secara berulang-ulang.
Sedangkan Mondy,
Render, dan Turney mengemukakan bahwa perluasan kerja (job enlargement)
sebagai perubahan lapangan pekerjaan dengan memberikan tugas yang bervariasi
kepada pegawai dan memperluasnya secara horizontal.
1. Pengayaan Kerja (Job
Enrichment)
“Job Enrichment is
changing a task to make it inherently more rewarding, motivating and satisfying”.
(pengayaan kerja
adalah mengubah suatu tugas untuk membuatnya saling tidak terpisahkan agar
bermanfaat, memotivasi, dan memuaskan.)
Pengayaan kerja
merupakan perluasan kerja secara vertikal yang di fokuskan kepada peningkatan
terhadap kedalaman pekerjaan. Selanjutnya dalam pengayaan kerja, menghendaki
para pekerja mengontrol pekerjaannya sendiri. Tugas-tugas yang ditambahkan
terhadap pekerjaan hendaknya memungkinkan para pekerja melakukan aktivitas yang
sempurna dan penuh dengan kebebasan, mandiri, bertanggung jawab, dan
meningkatkan kualitas kerja.jenis pekerjaan seperti ini harus dapat memberikan
umpan balik, sehingga para pegawai atau pekerja dapat menilai dirinya sendiri
dan dapat menilai pekerjaannya sendiri.
Pengayaan kerja
berusaha untuk menghilangkan ketidakpuasan kerja dengan meningkatkan kedalaman
pekerjaan. Permasalahan yang sering ditemui dalam pengayaan kerja adalah
tentang pertimbangan-pertimbangan kebutuhan, yakni bagaimanakah program dapat
berjalan secara terus menerus? Seberapa luaskah pengelolaannya? batas-batas
otonomi mana untuk membuat suatu program?.
Pengayaan kerja
merupakan dasar bagi para pegawai dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai
produktifitas dan kepuasan kerja. Untuk menentukan dan menetapkan luasnya
pengayaan kerja (job enrichment) pimpinan perlu mempertimbangkan
beberapa faktor pendidikan dan pengalaman para pegawai, prinsip-prinsip yang
digunakan, kesiapan pegawai untuk berpartisipasi dan kebutuhan-kebutuhan akan
otonomi, teknologi dari proses kerja dan fisolofi manajemen dalam organisasi
serta penerimaan pendekatan untuk berpartisipasi.
2. Kelompok Kerja
Kelompok kerja dalam
suatu organisasi merupakan bentuk kelompok kerja yang dibentuk untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan dalam organisasi, sehingga nantinya dengan kelompok kerja
para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai
dengan rencana kerja yang telah ditetapkan semula.
a)
Model Karakteristik
Kerja (The Job Characteristics Model)
J. R. Hackman and G.
R. Oldham’s job characteristics model is an influential model of job design
that explains in detail how managers can make jobs more interesting and
motivating.
(Menurut J.R. Hackman
dan G.R. Oldham, model karakteristik kerja adalah sebuah model desain kerja
yang berpengaruh bagaimana manajer dapat membuat pekerjaan-pekerjaan dapat
lebih menarik dan memotivasi).
According to Hackman
and Oldham, very job has five characteristics that determine how motivating the
job is. These characteristics determine how employees react to their work and
lead to outcomes such as high performance and satisfication and low absenteeism
and turn over.Job characteristics model indentifies five core job dimentions,
their relationship, and their impact on employee produvtifity, motivation, and
satisfaction. These five core job dimentions are:
(Dari pernyataan dari
Hackman dan Oldham, dimana terdapat lima karakteristik yang menentukan
bagaimana memotivasi kerja tersebut. Lima karakteristik model kerja tersebut
menjelaskan bagaimana suatu karyawan menghadapi pekerjaan mereka dan memacu
untuk menghasilkan kerja yang memuaskan dan rendahnya ketidakhadiran.)
1. Skill Variety, different job activities involving several skill
and talents.
2. Task Identity, the completion of a whole, identifiable piece of
work.
3. Task Significance, an important, positive impacton the lives of
others.
4. Autonomy, independence and discretionin making decision.
5. Feedback, information about job performance.
(Dalam model
karakteristik kerja mengidentifikasi lima poin kerja, hubungan mereka yang
berdampak pada produktifitas para karyawan, motivasi, dan kepuasan. Lima poin
kerja tersebut antara lain:
1. Variasi keterampilan, melibatkan beberapa perbedaan aktifitas
keterampilan dan bakat.
2. Identifikasi tugas, menyelesaikan tugas secara menyeluruh, dan
mengidentifikasi tugas yang bisa diperbaiki.
3. Signifikansi tugas, sesuatu yang penting, berdampak positif bagi
kehidupan orang lain.
4. Otonomi kebebasan, dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan.
5. Timbal balik
informasi, mengenai yang berhubungan dengan prestasi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar